Jumat, 07 Desember 2012

TUGAS 6 (Pengertian Perubahan Sosial)


Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat pada umumnya menyangkut hal yang kompleks.Oleh karena itu Alvin L. Bertrand menyatakan bahwa perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat diterangkan oleh dan berpegang teguh pada faktor yang tunggal. Menurut Robin Williams, bahwa pendapat dari faham diterminisme monofaktor kini sudah ketinggalan zaman, dan ilmu sosiologi modern tidak akan menggunakai interpretasi-interpretasi sepihak yang mengatakan bahwa perubahan itu hanya disebabkap oleh satu faktor saja.
Jadi jelaslah, bahwa perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut disebabkah oleh banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi.Karenanya perubahan yang terjadi di dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang kompleks. Tentang perubahan sosialini, beberapa sosiolog memberikan beberapa definisi perubahan sosial yang dapat membantu kita untuk lebih mudah memahami apa sebenarnya perubahan sosialtersebut.

PANDANGAN PARA TOKOH TENTANG PERUBAHAN SOSIAL
Sampai saat ini telah dikemukakan berbagai pendapat ahli mengenai pengertian perubahan sosial.Perubahan sosial dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda yang ada di dalam masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi. Adapun definisi perubahan sosial menurut pada ahli diantaranya :
  1. William F.Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial”.
  2. Kingsley Davis mengartikan “perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”.
  3. MacIver mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial”.
  4. JL.Gillin dan JP.Gillin mengatakan “perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat”.
  5. Samuel Koenig mengatakan bahwa “perubahan sosial menunjukkan pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia”.f. Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya adalah “segala perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial pada hakekatnya merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial dalam kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dapat meliputi proses interaksi sosial, struktur sosial, lapisan, sosial, nilai, norma maupun control sosial dalam lembaga kemasyarakatan.
Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa perubahan sosial adalah :
1.Perubahan pada segi struktural masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat
2.Perubahan pada segi kultural masyarakat seperti nilai, sikap, serta norma sosial masyarakat
3.Merupakan perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual hingga ke tingkat dunia
4.Merupakan perubahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam suatu sistem masyarakat

TEORI PERUBAHAN SOSIAL

1.TEORI SIKLUS
Teori siklus melihat perubahan merupakan sesuatu yang berulang – ulang, tidak dapat direncanakan atau diarahkan ke titik tertentu. Tidak ada proses perubahan masyarakat secara bertahap sehingga batas antara pola hidup primitif, tradisional dan modern tidak jelas.
Perubahan sosial dianggap tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun.Kemajuan dan kemunduran suatu peradaban tidak dapat dihindari dan tidak selamanya perubahan sosial membawa kebaikan. Oswald Spengler mengemukakan bahwa setiap masyarakat berkembang melalui empat tahap perkembangan seperti pertumbuhan manusia : masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Sedangkan Arnold Y. Toynbee memandang bahwa kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban bisa dijelaskan melalui konsep-konsep kemasyarakatan yang saling berhubungan yaitu tantangan (challenge) dan tanggapan (response).
Perubahan sebagai suatu siklus karena sulit diketahui ujung pangkal penyebab awal terjadinya perubahan sosial. Perubahan yang terjadi lebih merupakan  peristiwa prosesual dengan memandang sejarah sebagai serentetan lingkaran tidak berujung. Ibn Khaldun, salah satu teoritisi sosiohistoris mengemukakan bahwa perubahan sebagai suatu siklus, yang analisisnya memfokuskan pada bentuk dan tingkat pengorganisasian kelompok dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda. Para penganut teori siklus juga melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh masyarakat, tetapi mereka berpandangan bahwa proses peralihan masyarakat bukannya berakhir. Pada tahap terakhir yang sempurna melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan selanjutnya.

Tokoh-tokoh teori siklus :
a)Oswald Spengler
Ia berpendapat bahwa setiap peradapan besar mengalami proses pentahapan kelahiran, pertumbuhan dan keruntuhan, kemudian berputar lagi yang memakan waktu sekitar 1000 tahun.
b)Pitirim Sorokin
Pitirim Sorokin menyatakan terdapat tiga siklus sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir, yaitu kebudayaan ideasional yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap unsur supernatural, kebudayaan idealistis dimana kepercayaan terhadap unsur supernatural dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal dan terakhir kebudayaan sensasi yang merupakan tolak ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.
c)Arnold Toynbee
Ia berpendapat bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian.
d)Ibnu Kaldun
Perubahan msayarakat diwarnai dengan pertumbuhan dan penaklukan kebudayaan. Hal ini akibat konflik antara orang menetap dan orang nomaden

2.TEORI PERKEMBANGAN (LINIER)

Perubahan sosial budaya bersifat linier atau berkembang menuju titik tertentu, dapat direncanakan atau diarahkan. Perubahan sebagai perkembangan (linear) adalah bahwa pada dasarnya setiap masyarakat walau secara lambat namun pasti akan selalu bergerak, berkembang, dan akhirnya berubah dari struktur sosial yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks maju dan modern.
Beberapa tokoh sosiologi mengemukakan tentang teori linier yaitu:
•Emile Durkheim: Masyarakat berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organic
•Max Weber : Masyarakat berubah secara linier dari masyarakat yang diliputi oleh pemikiran mistik dan penuh tahayul menuju masyarakat yang rasional
•Herbert Spencer : mengembangkan teori Darwin, bahwa orang – orang yang cakap yang akan memenangkan perjuangan hidup
Ketiga tokoh diatas menggambarkan bahwa setiap masyarakat berkembang melaui tahapan yang pasti
Teori Linier dibedakan menjadi :
a.Teori Evolusi
Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama. Perubahan sosial budaya dari masyarakat primitif, tardisional dan bersahaja menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju secara bertahap Comte mengemukakan perkembangan masyarakat mengikuti perkembangan cara berfikir masyarakat tersebut yaitu tahap teologi (khayalan), tahap metafisis (abstraksi) dan tahap ilmiah (positif) Sedangkan Lenski berpendapat bahwa masyarakat berubah dari pra industri, industri dan pasca industri.
Beberapa teori Evolusi :
Unilenear theories of evolution. Ø
Teori ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaannya) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna. Tokohnya antara lain, Comte, Spencer. Suatu Variasi dari teori ini adalah Cylical theories dari Vilfredo Pareto.
Universal theory of evolution Ø
Menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap.Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu. (Herbert Spencer)
Multilined theories of evolution. Ø
Teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
b.Teori Revolusi
Perubahan sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara drastic atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat (termasuk kembaga kemasyarakatan)
Karl Marx berpendapat bahwa masyarakat berkembang secara linier dan bersifat revolusioner, dari yang bercorak feodal lalu berubah revolusioner menjadi masyarakat kapitalis kemudian berubah menjadi masyarakat sosialis – komunis yang merupakan puncak perkembangan masyarakat
Suatu revolusi dapat berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan (revolt rebellion). Adapun syarat revolusi adalah :
1. Ada keinginan umum mengadakan suatu perubahan
2. adanya kelompok yang dianggap mampu memimpin masyarakat
3. pemimpin harus mampu manampung keinginan masyarakat
4. pemimpin menunjukkan suatu tujuan yang konkret dan dapat dilihat masyarakat
5. adanya momentum untuk revolusi


3.TEORI EVOLUSIONER
Teori evolusioner memiliki paham bahwa perubahan sosial memiliki arah yang tetap yang dilalui oleh semua masyarakat. Semua masyarakat melalui urutan pertahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal menuju tahap perkembangan akhir. Di samping itu teori evolusioner mengatakan bahwa manakala tahap terakhir telah dicapai, maka pada saat itu perubahan evolusioner pun berakhir.
Tokoh-tokoh teori evolusioner:
a) Auguste Comte
Auguste Comte membagi perubahan menjadi tiga tahap yaitu tahap teologis yangdiarahkan oleh nilai-nilai supernatural, tahap metafisik dimana nilai-nilai supernatural digeser oleh prinsip-prinsip abstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan budaya, dan tahap terakhir yaitu tahap positif/ ilmiah yang mana masyarakat diarahkan oleh kenyataan yang didukung oleh prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
b) Darwin dan Herbert Spenser
Teori Darwin diikuti oleh Herbert Spenser yang mengatakan bahwa orang-orang cakap dan bergairah (energetik) akan memenangkan perjuangan sedangkan orang- orang yang malas dan lemah akan tersisih.
c) Lewis Henry Morgan
Lewis mengatakan bahwa terdapat tujuh tahap teknologi yang dilalui masyarakat yaitu dari tahap perbudakan hingga tahap peradapan.
d) Karl Mark
Karl Mark menyatakan tahap masyarakat pemburu primitif ke masyarakat industrialis modern.
4.TEORI FUNGSIONALIS
Teori ini berusaha mengetahui penyebab perubahan sosial hingga ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi mempengaruhinya. William F. Ogburn dengan konsep kesenjangan budaya nampak berusaha menjelaskan perubahan sosial berdasarkan teori ini.Penganutnya menerima perubahan sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan. (Talcot Persons)
5.TEORI KONFLIK
Konflik berasal dari pertentangan kelas antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa,sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.Para penganutnya berpendapat bahwa hal yang konstan adalah konflik sosial bukannya perubahan.Perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut.

Pandangan teori fungsional dan teori konflik tentang perubahan social
Pandangan Teori Fungsional Pandangan Teori Konflik
Setiap masyarakatrelatif bersifat stabil terus menerus berubah Setiap  komponen
masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat perubahan masyarakat.
Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi berada dalam tegangan dan konflik
Kestabilan sosial tergantung pada Kesepakatan     (konsensus)
dikalangan anggota. Tekanan tehadap yang satu oleh yang lainnya.

BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
1.Berdasarkan Periode Waktu
a.Evolusi (Perubahan Lambat)
Evolusi adalah bentuk perubahan yang berlangsung secara bertahap, kontinu dan
memerlukan waktu yang cukup lama. Perubahan yang terjadi ditujukan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang timbul dalam masyarakat. Evolusi dapat diperinci sebagai berikut :
1) evolusi satu garis
Konsep evolusi satu garis atau Unilinear evolutions dikemukakan oleh August Comte, Herbert Spencer. Evolusi didasarkan pada pemikiran bahwa manusia dan kebudayaan mengalami perkembangan secara bertahap menurut garis yang telah diprogramkan mulai dari bentuk sederhana sampai tahap sempurna.
2) evolusi umum
Konsep evolusi umum atau universal theory of evolutions dipelopori Herbert Spencer.
Dikemukakan bahwa perkembangan masyarakat tidak melalui tahap tertentu yang tetap.Kebudayaan manusia mengalami perubahan dengan mengikuti garis evolusi tertentu dari kelompok homogen ke kelompok heterogen.
3) evolusi kompleks
Konsep evolusi kompleks atau multilinear theories of evolutions, lebih menekankan pada penelitian terhadap perkembangan tertentu dalam masyarakat.
b. Revolusi (Perubahan Cepat)
Revolusi dapat didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi secara menyeluruh, menyangkut sendi-sendi kehidupan sosial dan berlangsung dalam waktu relatif singkat.Perubahan sosial dapat dikatakan revolusi jika dapat mengubah sendi pokok kehidupan masyarakat.Perubahan yang terjadi dapat direncanakan lebih dahulu.Relatif cepat, karena perubahan ini dapat berlangsung dalam waktu lama, misal revolusi industri di Inggris.


2.Berdasarkan Proses Terjadinya

a.Perubahan yang direncanakan
Perubahan yang direncanakan atau planned change/ intended change merupakan perubahan yang telah ditegaskan mengenai perencanaan, arah dan tujuan serta programnya secara jelas oleh pihak yang menghendaki perubahan (agent of change), misal program pembangunan Indonesia melalui Repelita.

b.Perubahan yang tidak direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan atau unplanned/ unintended change yaitu perubahan yang berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat. Pada umumnya perubahan ini menimbulkan akibat yang tidak diharapkan masyarakat, misal resesi ekonomi, gejolak moneter, bencana alam, krisis ekonomi global dan sebagainya.

3.Berdasarkan Lingkup Pengaruhnya
 a.Perubahan kecil
Perubahan kecil akan timbul apabila perubahan yang terjadi tidak mengubah struktur dan fungsi sosial ( atau tidak ada pengaruh berarti bagi masyarakat), misal dalam mode pakaian,potongan rambut, dan sebagainya.
b.Perubahan besar
Perubahan besar timbul apabila membawa pengaruh terhadap perubahan struktur dan fungsi sosial, misal perubahan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.

4.Berdasarkan Struktur dan Proses
a.Perubahan struktural : perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contoh : Perubahan sistem pemerintahan dari kerajaan menjadi republik.
b.Perubahan proses : perubahan yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya.Contoh : Perubahan dalam kurikulum pendidikan yang menyempurnakan kurikulum sebelumnya.

Adapun pola – pola yang sering tampak pada perubahan sosial budaya adalah :
a. Perubahan komulatif, yaitu gangguan keseimbangan yang berulang-ulang sehingga menghasilkan perubahan-perubahan baru, baik yang bersifat progress maupun regress, misal adanya penemuan baru, atau bencana alam yang terus menerus
b. Berubahan bergelombang, yaitu gangguan keseimbangan dalam masyarakat yang selalu timbul kembali, tetapi selau terjadi keseimbangan, misal perubahan model pakaian, pergantian sistem politik dan pendidikan, gerak konjungtur dalam proses ekonomi
c. Gangguan keseimbangan yang hanya sekali terjadi, misalnya, terjadinya gerakan reformasi yang telah menggantikan pemerintahan orde baru menjadi orde reformasi.

PROSES PERUBAHAN SOSIAL
1.Faktor Penyebab Internal dan Eksternal Perubahan Sosial
Perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat dapat terjadi melalui proses akumulasi.. Menurut Soerjono Soekanto factor internal tersebut adalah:
Bertambah atau berkurangnya pendudukØ
Penemuan – penemuan baru (inovasi) baik discovery maupun invention hal ini karena:Ø
a) kesadaran individu- individu akan kekurangan dalam kebudayaannya
b) kualitas ahli- ahli dalam suatu kebudayaan
c) perangsang bagi aktivitas – aktivitas penciptaan dalam masyarakat. Pengaruh dari penemuan baru tersebut dapat bersifat memancar, menjalar maupun beberapa penemuan baru mengakibatkan satu jenis perubahan.
Konflik dalam masyarakatØ
Terjadi pemberontakan atau revolusiØ
Discovery adalah penemuan kebudayaan atau sesuatu yang baru dalam masyarakat, baik berupa alat atau ide/gagasan. Jika discovery diakui dan telah diterima bahkan sudah diterapkan maka akan menjadi invention. Invention adalah proses dimana suatu unsur baru dihasilkan dengan mengkombinasi atau menyusun kembali unsur-unsur lama yang telah ada dalam masyarakat. Kemudian penemuan baru tersebut dapat menyebar (berakibat ke banyak segi kehidupan), menjalar (mengakibatkan perubahan pada bidang yang lain) atau beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan timbulnya satu jenis perubahan.
Faktor dari dalam selain hal tersebut diatas juga terdapat faktor internal lain:
1.perpecahan dari masyarakat tersebut
2.individu yang kreatif yang memiliki inisiatif baru
3.munculnya kelompok sosial yang inovatif dan kreatif pemimpin yang progresif

Adapun menurut Soerjono Soekanto faktor eksternal (diluar masyarakat tersebut) penyebab perubahan sosial adalah :
1.Sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik, misal gempa bumi, bencana alam peperangan
2.Pengaruh kebudayaan lain, yaitu melalui difusi, akulturasi dan asimilasi. Adapun yang termasuk proses akulturasi adalah;
Subtitusi yaitu unsur kebudayaan lama diganti dengan unsur kebudayaan baru yang lebih berdaya gunaü
Sinkretisme, yaitu unsur budaya lama bercampur dengan budaya baru sehingga membentuk sistem baruü
Adisi, yaitu adanya unsur budaya baru yang ditambahkan kepada unsur lama yang masih berlakuü
Dekulturisasi, yaitu adanya unsur budaya lama yang hilangü
Originasi, yaitu masuknya unsur – unsur budaya yang sama sekali baru sehingga membawa perubahan yang sangat besar.ü

FAKTOR-FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL
1.Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial terjadi oleh karena anggota masyarakat pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan kehidupannya yang lama.Norma-norma dan lembaga-lembaga sosial atau sarana penghidupan yang lama dianggap tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang baru. Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi mengatakan bahwa secara umum penyebab dari perubahan sosial budaya dibedakan atas dua golongan besar, yaitu:
a.Perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri.
b.Perubahan yang berasal dari luar masyarakat.

Secara jelas akan dipaparkan di bawah ini:
a.Perubahan yang berasal dari masyarakat.
1) Bertambah atau berkurangnya penduduk.
Perubahan jumlah penduduk merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial, seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah tertentu.Bertambahnya penduduk pada suatu daerah dapat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat, terutama mengenai lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sementara pada daerah lain terjadi kekosongan sebagai akibat perpindahan penduduk tadi.
2) Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru akibat perkembangan ilmu pengetahuan baik berupa teknologi maupun berupa gagasan-gagasan menyebar kemasyarakat, dikenal, diakui, dan selanjutnya diterima serta menimbulkan perubahan sosial. Menurut Koentjaraningrat faktor-faktor yang mendorong individu untuk mencari penemuan baru adalah sebagai berikut :
1.Kesadaran dari orang perorangan karena kekurangan dalam kebudayaannya.
2.Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
3.Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
3) Pertentangan (konflik) dalam masyakat
Pertentangan dalam nilai dan norma-norma, politik, etnis, dan agama dapat menimbulkan perubahan sosial budaya secara luas. Pertentangan individu terhadap nilai-nilai dan norma-norma serta adat istiadat yang telah berjalan lama akan menimbulkan perubahan bila individu-individu tersebut beralih dari nilai, norma dan adat istiadat yang telah diikutinya selama ini.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Pemberontakan atau revolusi dapat merombak seluruh aspek kehidupan sampai pada hal-hal yang mendasar seperti yang terjadi pada masyarakat Inggris, Prancis dan Rusia.

b.Perubahan yang berasal dari luar masyarakat.
1) Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia.
Menurut Soerjono Soekanto sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik yang kadang-kadang disebabkan oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri.Misalnya, penebangan hutan secara liar oleh segolongan anggota masyarakat memungkinkan untuk terjadinya tanah longsor, banjir dan lain sebagainya.
2) Peperangan
Peperangan yang terjadi dalam satu masyarakat dengan masyarakat lain menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat dahsyat karena peralatan perang sangat canggih.
3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Adanya interaksi langsung antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya akan menyebabkan saling pengaruh. Selain itu pengaruh dapat berlangsung melalui komunikasi satu arah yakni komunikasi masyarakat dengan media-media massa. Ada empat tipe respon psikologis individu terhadap cross-cultural contact :  Pertama, tipe passing yaitu individu menolak kebudayaan yang asli dan mengadopsi kebudayaan yang baru. Kedua, tipe chauvinist yaitu individu menolak sama sekali pengaruh-pengaruh asing. Ketiga, tipe marginal yaitu respon yang terombang ambing di antara kebudayaan asli dengan kebudayaan asing.Keempat, mediating yaitu individu dapat menyatukan bermacam-macam identitas budaya.

2.Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan
a. Faktor Pendorong Jalannya Proses Perubahan
1) Kontak dengan kebudayaan lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Ada dua tipe difusi yaitu difusi intra-masyarakat (intra-society diffusion) dan tipe difusi antar masyarakat (inter-society diffusion). Difusi intra-masyarakat terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya:
a)Suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan.
b)Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang dipengaruhi diterimanya atau tidak
diterimanya unsur-unsur yang baru.
c)Unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima.
d)Kedudukan dan peran sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan mempengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan mudah diterima atau tidak.
e)Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.

Sedangkan difusi antar masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu antara lain:
a)Adanya kontak antara masyarakat-masyarakat tersebut.
b)Kemampuan untuk mendemontrasikan kemanfaatan penemuan baru tersebut.
c)Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.
d)Ada tidaknya unsur-unsur kebudayan yang menyaingi unsur-unsur penemuan baru tersebut.
e)Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia ini.
f)Paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru.
2) Sistem pendidikan formal yang maju
Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan. Pendidikan memberi nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara objektif bagaimana akan memberikan kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak.

3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat maka masyarakat akan merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Di Indonesia penghargaan terhadap karya orang lain masih belum tampak terbukti masih banyaknya penjiblakan karya demi memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok dengan mengorbankan orang lain. Penghargaan dapat mendorong seseorang untuk menciptakan karya-karya inovatif sehingga dapat medorong kemajuan disegala bidang kehidupan.

4) Toleransi
Toleransi merupakan sikap menghormati dan menghargai orang lain serta tidak memaksakan apa yang dianggap dirinya benar. Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang (deviation), dan bukan merupakan delik.

5) Sistem terbuka lapisan masyarakat.
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian seseorang mungkin akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai status lebih tinggi. Identifikasi merupakan tingkah laku yang sedemikian rupa sehingga seseorang merasa kedudukan sama  dengan orang atau golongan lain yang dianggap lebih tinggi dengan harapan agar diperlakukan sama dengan golongan tersebut. Identifikasi terjadi di dalam hubungan superordinasi-subordinasi.Pada golongan yang berkedudukan lebih rendah acapkali terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial sendiri.Keadaan tersebut dalam sosiologi disebut status-anxiety yang dapat menyebabkan seseorang dapat berusaha untuk menaikkan kedudukan sosialnya.

6) Penduduk yang heterogen
Masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan, ras, ideologi yang berbeda mempermudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang mengundang kegoncangan-kegoncangan.Keadaan yang demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.

7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
Ketidakpuasan yang berlangsung lama dalam masyarakat kemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.

8) Orientasi kemasa depan.
Setiap orang yang memiliki orientasi pemikiran kemasa depan pasti akan memiliki tekad untuk terus berusaha agar bisa hidup lebih baik. Berbagai usaha dilakukan agar bisa mencapai cita-cita yang diimpikan.

9) Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
Di dunia ini tidak ada yang diperoleh dengan gratis.Semuanya butuh perjuangan dan pengorbanan untuk dapat mencapai hidup yang baik.

b. Faktor Penghambat
1) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Kehidupan terasing menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan dapat memperkaya kebudayaannya sendiri. Hal itu juga menyebabkan bahwa masyarakat terkungkung pola-pola pemikirannya oleh tradisi.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Hal ini mungkin disebabkan hidup masyarakat tersebut terasing dan tertutup atau mungkin karena lama dijajah oleh masyarakat lain.

3) Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau serta anggapan bahwa tradisi secara mutlak tak adapat diubah, menghambat jalannya proses perubahan. Keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.

4) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests.
Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan pasti akan ada kelompok orang yang menikmati kedudukan perubahan-perubahan. Misalnya dalam masyarakat feodal dan pada masyarakat yang sedang mengalami tradisi. Dalam hal yang terakhir ada golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagai pelopor proses transisi karena selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha dan jasa-jasanya, sukar sekali bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu proses perubahan.

5) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
Memang harus diakui kalau tidak mungkin integrasi semua unsur suatu kebudayaan bersifat sempurna.Beberapa pengelompokan unsur-unsur tertentu mempunyai derajat integrasi tinggi. Maksudnya unsur-unsur luar dihawatirkan akan menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu masyarakat.

6) Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.
Sikap yang demikian banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang pernah dijajah bangsa-bagsa barat.Mereka sangat mencurigai sesuatu yang berasal dari barat, karena tidak pernah bisa melupakan pengalaman-pengalaman pahit selama penjajahan.Kebetulan unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari barat maka prasangka kian besar lantaran hawatir bahwa melalui unsur-unsur tersebut penjajah bisa masuk lagi.
7) Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah.Biasanya diartikan sebagai usaha berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.

8) Adat atau kebiasaan.
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat di dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Apabila kemudian ternyata pola-pola perilaku tersebut efektif lagi di dalam memenuhi kebutuhan pokok, krisis akan muncul. Mungkin adat atau kebiasaan yang mencakup bidang kepercayaan, sistem mata pencaharian,pembuatan rumah, cara berpakaian tertentu, begitu kokoh sehingga sukar untuk diubah. Misalnya, memotong padi dengan menggunakan mesin akan terasa akibatnya bagi tenaga kerja (terutama wanita) yang mata pencaharian tambahannya adalah memotong padi dengan cara lama. Hal ini merupakan suatu halangan terhadap introduksi alat pemotong baru yang sebenarnya lebih efektif dan efisien.

9) Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
Konsep kepercayaan bahwa hal-hal buruk yang terjadi merupakan takdir dari yang kuasa dan sulit untuk dirubah.Sehingga menerimanya begitu saja tanpa usaha yang konkrit untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi.

Perubahan sosial dalam masyarakat dewasa ini dapat diamati secara jelas. Hal dapat dilihat dari faktor :
1)tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan (pranata sosial) tertentu akan diikuti
2)perubahan pada lembaga sosial lainnya.
3.perubahan sosial yang cepat biasanya akan menimbulkan disorganisasi yang bersifat sementara dalam proses penyesuaian diri.
4.perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja.
Dalam mengamati perubahan sosial dalam kehidupan sehari-hari akan nampak dua kecenderungan. Adapun kecenderungan tersebut yaitu :
1.kecenderungan masyarakat untuk bertahan
Kecenderungan ini timbul, jika masyarakat masih melihat kegunaan suatu hal sebagai pedoman hidup dan perubahan yang muncul akan menggoyahkan keseimbangan sistem. Kecenderungan ini disebabkan :
a.adanya unsur yang memiliki fungsi penting dalam masyarakat.
b.unsur yang diperoleh melalui sosialisasi oleh masing-masing individu.
c.unsur kebudayaan yang mencakup agama dan religi yang dianut masyarakat.
d.unsur yang menyangkut ideologi atau falsafah hidup.

2.kecenderungan masyarakat untuk berubah
Kecenderungan ini terjadi mengingat kenyataan yang dihadapi manusia sehari-hari bukan merupakan keteraturan hidup yang kaku.Hidup manusia selalu terbuka untuk direvisi/ perbaikan dalam menyesuaikan perubahan dan kemajuan jaman.

Faktor yang mendorong terjadinya perubahan masyarakat dan budaya adalah :
a.rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada, sehingga timbul keinginan untuk perbaikan.
b.sadar akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri.
c.adanya kesulitan yang dihadapi dan harus diatasi.
d.adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan/ kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
e.tingkat kebutuhan yang makin bertambah, beranekaragam dan keinginan meningkatkan taraf hidup.
f.sikap yang terbuka dari masyarakat terhadap hal baru.
g.sikap toleransi terhadap hal yang menyimpang dari kebiasaan.
Bila dalam masyarakat terdapat keseimbangan/ harmoni, maka secara psikologis merasakan ketenteraman karena tidak ada pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat (social equilibrium/ keseimbangan sosial).
Selain itu perubahan sosial dalam masyarakat membawa dua pengaruh besar yaitu :
1.kemajuan (progress)
Kemajuan dapat tercipta jika perubahan yang terjadi dalam situasi aman, tertib tanpa menimbulkan kegoyahan dalam masyarakat dan mengarah pada peningkatan hidup manusia.Pengaruh ini misalnya mekanisasi pertanian, peningkatan mutu pendidikan, gerakan disiplin nasional, dan sebagainya.
2.kemunduran (regress)
Sebaliknya kemunduran dapat tercipta, apabila perubahan yang terjadi justru menimbulkan kegoyahan bahkan konflik dalam masyarakat.Misal : penerapan teknologi maju menimbulkan pengangguran, aktivitas hidup yang makin padat berakibat renggangnya hubungan kekeluargaan.
Proses awal perubahan sosial ditandai dengan komunikasi, seperti dikemukakan Alvin L. Bertrand. Melalui kontak komunikasi, unsur kebudayaan baru dapat menyebar yang berupa ide,  gagasan, keyakinan maupun kebendaan. Dalam hal ini nampak berlangsung difusi, yaitu proses penyebaran unsur budaya dari satu masyarakat kepada masyarakat lain. Dalam suatu masyarakat terdapat perubahan sosial ditandai dengan ciri :
1.Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena masyarakat mengalami perubahan secara cepat dan lambat.
2.Perubahan pada lembaga sosial tertentu, akan diikuti dengan perubahan pada lembaga sosial lainnya.
3.Perubahan sosial yang cepat biasanya akan menimbulkan disorganisasi yang bersifat sementara dalam proses penyesuaian diri.
4.Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja.
5.Secra tipologis, perubahan sosial dapat dikategorikan atas :
a.Proses sosial, sirkulasi dari beragam penghargaan, fasilitas dan personel di struktur yang ada
b.Segmentasi, perkembangbiakan dari unit struktural yang tidak membedakan dari unit-unit yang ada.
c.Perubahan struktur, kemunculan dari jumlah peraturan dan organisasi baru yang kompleks.
d.Perubahan di struktur kelompok, perubahan konposisi, tingkat kesadaran kelompok dan hubungan antara kelompok dalam masyarakat.
Penyesuian Masyarakat Terhadap Perubahan
Adanya unsur – unsur baru dalam masyarakat dapat mengakibatkan gangguan terhadap keserasian masyarakat.Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali maka keadaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment).Bila sebaliknya maka dinamakan ketidaksesuaian sosial (maladjustment). Saluran – saluran perubahan sosial dan budaya (avenue or channel of change) merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh proses perubahan. Umumnya saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan lain-lan.

DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
a.Dampak Positif
Dampak positif perubahan sosial adalah munculnya penyesuaian atau akomodasi.Adanya penyesuaian memungkinkan dicapainya tahap perkembangan sosial baru yang yang lebih maju dan lebih baik dari keadaan sebelumnya. Proses tersebut dapat dicapai melalui reorganisasi atau reintegrasi yaitu proses pembentukan norma – norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga – lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan
b.Dampak Negatif
Dampak negatif dari perubahan sosial adalah disintegrasi atau disorganisasi. Kondisi tersebut meliputi hal sebagai berikut:
a.adanya disorientasi nilai dan norma. Oleh R.K. Merton disebut anomie
b.munculnya konflik sosial dan horizontal
c.tidak berfungsinya secara optimal berbagai pranata sosial yang ada
d.terjadinya berbagai bentuk kerusakan lingkungan dan bencana pencemaran
e.munculnya krisis multidimensi
Adapun bentuk-bentuk disintegrasi sebagai dampak perubahan sosial adalah:
1)Kriminalitas
2)Pergolakan daerah dan separatisme
3)Aksi protes (demonstrasi)
4)Kenakalan remaja
5)Prostitusi

GLOBALISME DAN MODERNISASI

Pengertian Modernisasi
Pengertian modernisasi menurut beberapa ahli adalah:
1.Alex Inkeles : modernisasi adalah sikap – sikap tertentu yang menandai manusia dalam setiap masyarakat modern
2Astrid S.Susanto: modernisasi adalah proses pembangunan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan
3.Oghburn dan Nimkoff : modernisasi tidak sama dengan reformasi yang menekankan pada factor – factor rehabilitasi. Modernisasi bersifat preventif dan konstruktif
4.Soerjono Soekanto : modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang disebut sosial planning
5.J.W. Schoorl : modernisasi merupakan penggantian teknik produksi dari cara – cara tradisional ke cara-cara yang tertampung dalam pengertian revolusi industri. Schoorl merumuskan penerapan ilmu pengetahuan ilmiah yang ada kepada semua aktivitas merupakan factor penting dalam modernisasi
Dilihat dari definisi diatas modernisasi dapat dilihat sebagai suatu perubahan fisik yaitu cara – cara tradisional kearah modern atau penggunaan teknologi atau mesin serta dari pola pikir yaitu pola pikir tradisional menjadi pola pikir rasional. Praktis dan efisien
Syarat modernisasi menurut Soerjono Soekanto adalah :
1.cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking)
2.sistem administrasi yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi
3.adanya sistem pengumpulan datayang baik dan teratur dan terpusat
4.penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat – alat komunikasi massa
5.tingkat organisasi yang tinggi
6.sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial

Setiap modernisasi hal yang paling mendukung adalah sumber daya manusia modern. Adapun konsep manusia modern dikemukakan oleh Alex Inkeles adalah sebagai berikut:
1.Bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru dan penemuan-penemuan baru
2.Senantiasa siap menerima perubahan
3.Mempunyai kepekaan terhadap masalah – masalah yang dihadapi di sekitarnya
4.Senantiasa mempunyai informasi yang lengkap mengenai pendiriannya
5.Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa mendatang
6.Senantiasa menyadari potensi-potensi yang ada pada dirinya
7.Tidak parah pada nasib
8.Percaya pada keampuhan iptek
9.Menyadari hak-hak, kewajiban serta kehormatan orang lain

Pengertian Globalisasi
Pengertian Globalisasi menurut beberapa ahli adalah :
1.Selo Soemardjan : globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya yerbentuknya PBB, OKI
2.Menurut Anthony Giddens (1989), proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia dinamakan dengan globalisasi. Ditandai oleh kesenjangan tingkat kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga(yang pernah dijajah Barat dan mayoritas hidup dari pertanian)
Globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi dunia.Biasanya unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah berupa teknologi tepat guna dan mudah aplikasinya, pendidikan formal serta unsur yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.Sedang unsur globalisasi yang sulit diteriba biasanya berupa teknologi yang rumit dan mahal, menyangkut ideologi, politik dan kepercayaan serta sukar disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masyarakat.Masyarakat penerima globalisasi ada yang mampu menerima globalisasi tersebut atau ada yang menolak. Adapun mereka yang menolak biasanya adalah :
1.kelompok masyarakat yang belum mapan atau belum siap menerima perubahan
2.kelompok masyarakat tertinggal yang terasing
3.kelompok masyarakat dari kalangan generasi tua yang cenderung mencurigai globalisasi

Adapun kelompok masyarakat atau individu yang menerima globalisasi adalah
1.kelompok masyarakat yang kedudukan atau status sosialnya sudah mapan
2.kelompok masyarakat kota yang telah menikmati berbagai media komunikasi dan informasi globalisasi
3.kelompok masyarakat dari kalangan generasi muda yang memiliki kecenderungan terbuka menerima unsur-unsur perubahan dan modernisasi
Dampak Perubahan Sosial Budaya sebagai Akibat Modernisasi dan Globalisasi.

Dampak positif modernisasi adalah
1.Tercapainya kemajuan kebudayaan bangsa
2.Meningkatnya industri yang memungkinkan masyarakat lebih sejahtera (lapangan kerja, barang konsumsi, volume ekspor dan lain-lain)
3.Meningkatnya efesiensi dan efektifitas kerja, transportasi dan komunikasi
4.Meningkatnya sector ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kualitas sumber daya manusia

Dampak negatif modernisasi antara lain
1.Pudarnya pengetahuan tradisional
2.Pudarnya sistem kepercayaan atau religi tradisional
3.Bergesernya nilai budaya akibat kemajuan di bidang teknologi dan pengetahuan
4.Melemahnya etos kerja tradisional
5.Meningkatnya angka kriminalitas dan kenakalan remaja
6.Meningkatnya tingkat pencemaran lingkungan
7.Menimbulkan kesenjangan sosial ekonomi

Dampak positif globalisasi
1.Masuknya nilai – nilai positif (disiplin, etos kerja, pentingnya pendidikan)
2.Mempercepat proses pembangunan karena perkembangan iptek
3.Menumbuhkan dinamika terbuka dan tanggap terhadap unsur –unsur pembaruan

Dampak negatif globalisasi
1.Terjadinya cultural shock, yaitu masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi karena tidak siap menerima kenyataan perubahan akibat globalisasi
2.Terjadinya cultural lag yaitu unsur – unsur globalisasi tidak berlangsung secara serempak
3.Anomi, yaitu keadaan tanpa nilai karena nilai dan norma lama telah ditinggalkan sedang nilai dan norma baru belum terbentuk.

Tantangan global terhadap eksistensi Jati Diri Bangsa
Jati Diri Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia adalah masyarakat multikultur yang sesungguhnya sulit untuk dirumuskan jati dirinya.Tetapi bangsa Inodesia memiliki puncak-puncak kebudayaan daerah yang luhur dan akhirnya diterima oleh seluruh bangsa sehingga memunculkan budaya nasional.Jati diri bangsa Indonesia adalah budaya-budaya yang khas atau karakter yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang mampu membedakan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Jati diri bangsa Indonesia antara lain
1.mementingkan nilai-nilai religius dan ketakwaan terhadap Tuhan YME
2.senantiasa menempuh jalan musyawarah
3.mementingkan gotong royong
4.menghormati harkat dan martabat orang lain (santun dan malu terhadap hal yang berkaitan dengan kesusilaan)
5.dapat menerima perbedaan serta menghargai perbedaan

Adanya modernisasi maupun globalisasi dapat memudarkan budaya dan jati dir bangsa. Adapun tantangan global terhadap keberadaan jati diri yang dimiliki bangsa adalah adanya sikap, unsur atau nilai:
a.Konsumerisme
b.Westernisasi
c.Sekulerisme
d.Kekurangmandirian
e.Adanya demoralisasi, kenakalan remaja
f.Munculnya kondisi disharmonis
g.Meningkatnya sikap egois dan materialistis
h.Munculnya pola kehidupan yang kompetitif dan disorganisasi sosial
i.Kerusakan lingkungan

Upaya Mencegah Memudarnya Budaya dan Jati Diri Bangsa
Adanya arus globalisasi dan modernisasi memunculkan masalah pada generasi muda.Generasi muda merupakan pewaris kebudayaan maupun berkewajiban mempertahankan jati diri bangsa, tetapi pada faktanya sekarang ini banyak generasi muda merasa asing di negeri sendiri.Oleh karena itu upaya mencegah memudarnya budaya dan jati diri bangsa perlu dilakukan baik oleh pemerintah, pihak swasta maupun secara penuh kesadaran oleh masyarakat itu sendiri. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1.Melakukan reorientasi budaya (culture reorientation), yaitu aktivitas menengok kembali keberadaan budaya sebagai langkah awal untuk memperkenalkan budaya sendiri kepada generasi baru yang belum memahami nama, fungsi dan asalusul suatu subkebudayaan
2.Melakukan revitalisasi budaya, yaitu upaya perombakan dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga unsur-unsur budaya tersebut menjadi penting kembali
3.Melakukan refungsionalisasi budaya, yaitu membuat suatu budaya mengakar dan berfungsi bagi keperluan sehari-hari masyarakat
4.Mengupayakan pelembagaan budaya
5.Melakukan implementasi budaya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar