Selasa, 25 September 2012

Di Fatuulan, GENERASI MUDA dan TUA BERJARAK
kemudian BERSAMA

Membicarakan pemuda seperti memacak diri di depan kaca karena bagi kelompok yang lebih muda, kegiatan ini biasanya menggugah mereka untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk waktu yang mendatang. Sebaliknya, bagi anggota masyarakat yang berusia tua, hal seperti ini meringkas balik hidup mereka dan membandingkannya dengan yang sekarang. Hal itulah yang terjadi di Desa Fatuulan, 12 Agustus 2005 yang lalu, ketika sebanyak 164 anggota masyarakat berkumpul dan memperingati Hari Pemuda Sedunia.
Di Desa yang terletak di kecamatan kie ini, CWS Indonesia mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan itu, dibentuk kelompok masing-masing yang mendiskusikan masalah-masalah kepemudaan yang terjadi di desa Fatuulan, apa penyebabnya, dan bagaimana pemecahannya. Menatik sekali memperhatikan jawaban-jawaban yang terlontar, apalagi mereka yang berdiskusi, berasal dari generasi-generasi yang berbeda. Hal yang menjadi maslah bagi kelompok generasi muda ternayat berbeda bila dilihat dari kaca mata tokoh adat, tokoh agama, dana pemerintah.
Minuman keras misalnya, menempati prioritas pertama yang di anggap kelompok generasi pemuda yang dijadikan masalah, sedangkan bagi kelompok pemerintah dan tokoh agama maslah utama dalam masyarakat adalah masalah hamil di luar nikah. Mereka malah tidak melihat minum minuman keras yang menjadi masalah. jadi, memang harus diakui hal ini menunjukan  bahwa ada jurang yang cukup besar antara generasi muda dan generasi tua.
perbedaan pandangan antara generasi jugalah yang terliahat ketika mereka mendiskusikan maslah hamil diluar nikah. Pemuda meliahat masalah itu sebagai kurangnya perhatian dari orang tua dan tidak adanya persetujuan dari orang tua atas pasangan yang dipilihnya. Sementara, kelompok yang lebih tua memandang bahwa masalah itu disebabkan dari pemuda itu sendiri yang tgerlalu bebas bergaul, atau penipuan dari laki-laki yang meniru perempuan yang diincarnya. Lagi-lagi, tampak perbedaan sudut pandang antardua generasi ini. Demikian juga dari sisi solusi. pemuda mengharapakan adanya komunikasi yang lancar dari orang tua utuk memecahkan masalah ini. Generasi tua umumnya mengambil jalan 'pembinaan' sebagai penyelesaiannya.
Nah, kasus di atas hanya secyuil dari segudang fakta yang menggambarkan jarak antara pemuda dan generasi sebelumnya. Masih ada lagi hal lain, seperti pemuda merasa selama ini tidak dilibatkan dalam rapat-rapat desa. Hal ini kemudian ditanggapi positif oleh kelompok pemerintah dengan mengajak para pemuda untuk membentuk badan pengurus pemuda tingkat desa, sehingga aspirasi mereka tertampung.
Akhirnya, aktivitas yang berlangsung dengan kritis selama 6 jam dan diikuti 74 orang pemuda serta 90 orang generasi tua ini, ditutup dengan berdansa poloneis. Dansa poloneis merupakan tarian rakyat Timor, sebagai tanada kebersamaan antardua generasi, bukan untuk berjarak.
1. hal yang menjadimasalah bagi klompok gnerasimuda ternyata berbeda jika dilihat dari kacamata tokoh, adat tokoh agama, dan pemerintah. masalah utama dalammasyarakat bagi klompok pemerintah dan tokoh agama adalah masalah hamil diluar nikah, hal ini menunjukan bahwa ada jurang yang cukup besar antara generasi muda dan generasi tua. pemuda mengharapkan ada komunikasi yang lancar dari orang tua untuk memecahkan masalah ini , generasi tua umumnya mengambil jalan 'pembinaan' sebagai penyelesaianya.
2.Pola hubungannya kurang harmonis, karena selalu saja terjadi perbedaan pendapat maupun sudut pandang antarkedua generasi ini.